Sunday, October 6, 2013

Meet this Idiot

Hello,
Meet this idiot who have dared to go,
Dared to bet all their life upon something who can't be relied on,
Dared to leap even though they know the gap is too wide to be jumped upon,
Because that's what idiots do.

Meet this idiot,
Who tried to, desperately, calling on another person's attention,
Despite how they end up being crushed and torn apart,
Despite how they got caught up and tangled themselves,
Because that's what idiots do.

Remember this idiot,
Whose scars will never heal,
Who keeps on harming themselves, scraping layers of debris upon open wounds,
Because they think they'll survive no matter what happen to them.
Because they're idiots with nobody to tell them to stop.

Friday, March 15, 2013

Dari Kumpulannya Terbuang

pernah merasakan ditusuk terang-terangan dari segala penjuru?

mungkin yang seperti ini akan dianggap masalah kecil oleh sebagian orang. biasa, pikir mereka. hanya masalah anak-anak labil yang tidak tahu bagaimana harus melepaskan kadar hormon dan tenaga yang membuat mereka seperti pengidap ADHD atau apa, jadi mereka lebih memilih menggunjingkan pihak lain yang inferior.

ya, inferior.

kami memang inferior. kecil, serupa atom, mungkin. lebih-lebih disepelekan. tujuh belas anak dari dua ratus sekian total siswa, tak sampai sepersepuluhnya. dan bila disinggung, kami --mayoritas-- memilih diam dan tidak merespon. berusaha mengebalkan diri ketika telinga rasanya telah merah di taraf maksimum ketika kalimat-kalimat itu datang lagi.

ah, pasti menyenangkan sekali rasanya menginjak semut-semut yang tidak bisa membela diri.

memangnya mereka menganggap kami ada? sepertinya tidak. maka, singkirkan semut-semut, jadikan mereka menginjak tanah lapang tanpa gangguan apapun.

kami ada pun lebih banyak dicela. bukankah lebih baik kalau kami hilang sekalian? menghilangkan sebagian saingan, kata mereka.

jadi, harus bagaimana?

kami 'kan memang binatang jalang yang terbuang. dibuang mungkin lebih tepat. keberadaan kami memang sudah kabur dari dulu di mata mereka, bisa dianggap mendekati nol. kosong, seperti bagaimana mereka menganggap kami tahu soal celaan-celaan yang terlontar dalam diam.

memang tidak semuanya, tapi mayoritas tetaplah mayoritas. tidak ada maksud menyamaratakan. yang tidak, anggaplah tidak.